You are currently viewing Apakah Hidup Itu Sebuah Permainan Virtual?

Apakah Hidup Itu Sebuah Permainan Virtual?

Sebuah Permainan Virtual?

Bismillahirrahmannirrahiim

(7) Inna ja’alnaa maa ‘alal-ardhi ziinatal lahaa linabluwahum ayyuhum ahsanu “amalaa ,(8) Wa innaa lajaa ‘iluuna maa “alaiha sha’iidan juruzaa. (Qur’an 18:7-8)

Wa mal-hayaatud dunyaa ilaa la’ibuw wa lahwu ? (Qur’an 6:32)

Kata tersebut terdiri dari dua keadaan yang tinggi dan satu addendum yang brilian.

Sang Pencipta Yang Maha Pengasih (Al Khaaliq – Ar Raheem), Sang Pemberi Yang Maha Pemurah (Al Wahhab – Al Kareem), dan Sang Pencipta Yang Maha Bijaksana (Al Khaaliq – Al Hakeem) membuat dunia ini dalam bentuk festival dan perayaan bagi Dunia Roh dan makhluk – makhluk yang berjiwa. Memperindahnya dengan sulaman yang menakjubkan dari semua Nama-Nya, Dia membusanai tiap jiwa, besar atau kecil, yang tinggi ataupun yang rendahan, dalam sebuah tubuh yang dilengkapi dengan indera-indera, yang cocok baginya dan sesuai untuk memperoleh keuntungan yang beragam dan tak terhitung jumlahnya dari perayaan itu; Dia memberi masing-masing makhluk jasmani dan mengirimnya ke pertunjukan setelahnya.

Dan Dia membagi perayaan itu, yang mana adalah yang terluas berkaitan dengan ruang dan waktu, dalam abad-abad, tahun-tahun, musim-musin dan bahkan hari-hari dan bagian-bagian perannya, dan membuat mereka semua mengagungkan perayaan dalam bentuk parade-parade untuk semua kelompok dari ciptaan-Nya dengan jiwa-jiwa dan untuk artefak tanaman dan sayuran-Nya.

Terutama wajah bumi di musim semi dan musim panas, ini adalah serangkaian festival / perayaan bagi kelompok – kelompok makhluk kecil yang begitu berkilauan, yang menarik perhatian makhluk hidup dan malaikat dan penghuni surga ditingkat yang tinggi. Bagi mereka yang berpikir dan merenungkan, ia adalah sebuah tempat untuk refleksi yang begitu indah hingga pikiran pun tak berdaya menggambarkannya. For those who think and contemplate it is a place for reflection so wonderful, that the mind is powerless to describe it.

Namun dalam menghadapi manifestasi dari Nama-Nama Ilahi Yang Maha Penyayang dan Pemberi Kehidupan dalam pesta Ilahi dan festival dominis ini, Nama-nama Subduer dan Dealer of Death muncul dengan kematian dan perpisahan. Dan ini tampaknya tidak sesuai dengan rahmat yang mencakup semua,” Rahmat-Ku meliputi segala sesuatu – wa rahmatii wasi’at kullu syaii.(Al Quran surah Al A’raf 7 : 156)

Meskipun demikian, pada kenyataanya, ada beberapa hal yang sesuai dan salah satunya adalah sebagai berikut:

Setelah tiap grup makhluk hidup telah menyelesaikan bagiannya dalam parade dan hasil yang diharapkan telah diperoleh darinya, dengan cara yang penuh kasih, Sang Maha Pencipta (Al Khaaliq) yang Maha Pemurah (Al Kareem) dan Maha Pengasih (Ar Raheem) membuat kebanyakan dari mereka merasa letih dan muak akan dunia ini, dan menganugerahi mereka keinginan untuk beristirahat dan kerinduan untuk bermigrasi ke dunia lain. Dan saat mereka dihentikan dari tugas – tugas duniawinya, Dia membangkitkan dalam jiwa mereka hasrat yang kuat akan rumah sejati mereka.

Selain itu, tidak jauh dari rahmat yang tak terhingga dari yang Maha Penyayang (Ar Rahman) bahwa sama seperti Dia menganugerahi pangkat kemartiran pada seorang tentara yang gugur pada saat menjalankan tugasnya saat berperang, dan menghadiahi seekor domba yang disembelih sebagai kurban dengan memberikannya eksistensi jasmaniah di alam akhirat dan pangkat menjadi tunggangan bagi pemiliknya di Jembatan Sirat laksana Buraq, begitu pula dengan hewan-hewan lain dan makhluk – makhluk hidup lainnya yang binasa ketika melaksanakan tugas – tugas dominical yang khas sesuai kodrat mereka dan dalam kepatuhan terhadap perintah- perintah Ilahi, dan yang menderita kesusahan yang berat, – bukan tidak mungkin bahwa seharusnya ada untuk mereka perbendaharaan belas kasihan-Nya yang tiada habisnya, semacam hadiah spiritual dan sejenis upah yang sesuai dengan kapasitas mereka, dan bahwa mereka tidak seharusnya tak terlalu mempermasalahkan perpisahan dengan dunia ini, memang sesungguhnya, mereka seharusnya senang. Tidak seorangpun tahu yang tak terlihat menyelamatkan Tuhan.

Namun, meskipun manusia, makhluk termulia dengan jiwa dan satu-satunya yang paling diuntungkan dari semua festival berkenaan dengan baik mutu/kualitas dan jumlah/kuantitas, yang terpikat oleh duna ini dan diserap masuk kedalamnya, sebagai sebuah karya rahmat, Yang Maha Penyayang (Ar Rahman) mendorong kedalam dirinya suatu kondisi pemikiran dimana dia merasa muak terhadap dunia ini dan merindukan perjalanan kealam keabadian.

Seseorang yang memiliki kemanusia yang tidak terjerumus kedalam kesesatan mengambil keuntungan dari keadaan pikiran itu, dan pergi meninggalkan dengan hati yang tenang. Sekarang, sebagai contoh, kami akan menjelaskan lima aspek yang menghasilkan tataran cita tersebut.

Pertama : Dengan ditunjukkannya musim usia tua cap kefanaan dan penurunan pada hal – hal yang indah dan mengundang dari dunia ini, dan makna yang pahit dari mereka, itu membuat seseorang merasa jijik pada dunia dan menyebabkan dia mencari kekasih permanen menggantikan yang sementara.

READ:  Sebuah wajah yang berbeda dari “petiklah hari”

Kedua : Sebab sembilan puluh sembilan persen dari semua teman yang melekat pada seseorang telah meninggalkan dunia ini dan menetap di dunia lain, terdorong oleh kecintaannya, ini memberinya sebuah kerinduan akan tempat dimana mereka telah pergi, dan membuat ia bertemu dengan kematian dan jam yang ditentukan dengan suka cita.

Ketiga : Melalui hal – hal tertentu, itu membuat seseorang menyadari kelemahan dan impotensi yang tak terbatas dalam diri manusia, memahami betapa berat beban hidup dan tanggung jawab hidup, dan membangkitkan dalam dirinya sebuah hasrat yang serius untuk berisitirahat dan hasrat yang tulus untuk pergi menuju dunia lain.

Keempat : Melalui cahaya iman, ia menunjukkan pada hati orang yang beriman bahwa kematian bukanlah eksekusi, tetapi sebuah perubahan tempat tinggal; bahwa kuburan bukanlah mulut dari sebuah sumur yang gelap, tapi pintu menuju dunia yang dipenuhi cahaya; dan untuk semua kegemerlapannya, dunia ini bagaikan sebuah penjara dalam kaitannya dengan akhirat. Untuk terbebaskan dari penjara dunia ini dan memasuki taman-taman surga, dan melewati kekacauan masalah di kehidupan fisik menuju ke dunia peristirahatan dan arena dimana jiwa melambung tinggi, dan terbebas dari kebisingan makhluk yang menjengkelkan dan pergi menghadap ke hadirat Yang Maha Penyayang adalah sebuah perjalanan, yang sungguh, kebahagiaan, yang diidamkan oleh ribuan jiwa.

Kelima : Dengan memberitahu seseorang yang memperhatikan Qur’an tentang pengetahuan mengenai realitas yang dikandungnya, dan melalui cahaya realitas dari kodrat sejati alam, hal itu membuatnya menyadari bahwa kecintaan terhadap dunia dan keterikatan padanya sangat tidaklah berarti. Bahwa dikatakan sebagai berikut kepada manusia dan membuktikannya :

‘Dunia adalah sebuah kitab dari Yang Maha Kekal (Al Hayy) Yang Maha Dibutuhkan (Ash Shamad). Huruf- huruf dan kata-katanya menunjuk tidak pada mereka sendiri tetapi kepada esensi, atribut dan Nama-Nama lainnya. Dalam hal ini, pelajarilah maknanya dan pahamilah, tetapi abaikan dekorasinya, lalu pergilah!

“Dunia ini juga merupakan lahan; taburlah dan tuailah hasil panenmu, dan lestarikanlah. Buang sekamnya dan buanglah yang tidak penting!..

“Dunia juga adalah sebuah koleksi cermin yang secara berkesinambungan diteruskan satu demi satu, jadi kenalilah Dia yang terwujud didalamnya, lihatlah cahaya-Nya, pahamilah manifestasi Nama-Nama-Nya yang muncul pada mereka, dan cintailah Dia yang mereka tandai. Hentikanlah keterikatanmu pada serpihan-serpihan kaca yang pasti akan pecah dan binasa!..

“Dunia ini juga merupakan tempat perdagangan. Lakukanlah perdaganganmu dan datanglah; jangan mengejar dengan sia-sia karavan yang lari darimu dan tidak memperhatikanmu. Jangan melelahkan dirimu untuk hal yang sia-sia!..

“Dunia ini juga sebuah pameran yang sementara. Jadi lihatlah dan ambil pelajaran. Perhatikan, bukan pada penampilannya yang tampak, wajah yang buruk, tapi kepada wajah cantik yang tersembunyi yang memandang kepada Yang Maha Indah (Al Jamiil). Pergilah berjalan-jalan yang menyenangkan dan bermanfaat, lalu kembalilah, dan jangan menangis laksana anak kecil yang konyol pada hilangnya pemandangan yang menampilkan pemandangan indah dan hal-hal yang elok, dan tidak usah cemas!…

“Dunia ini juga merupakan sebuah wisma. Jadi makanlah dan minumlah dalam batasan yang diijinkan oleh Sang Tuan Rumah Yang Pemurah yang menyajikannya dan berterimakasihlah. Bertindak dan berlakulah dalam lingkaran hukum-Nya. Lalu tinggalkan tanpa menoleh kebelakang, dan pergilah. Jangan ikut campur didalamnya dengan cara mengigau atau tidak sopan. Jangan sibukkan dirimu dengan hal-hal yang terpisah darimu dan bukan urusanmu. Jangan lekat dirimu pada hal-hal yang berlalu dan tenggelam!…

Aspek kelima tersebut menunjukkan rahasia – rahasia didalam wajah batin dunia melalui kebenaran yang tampak seperti itu dan sangat meringankan terpisah darinya. Memang, bagi mereka yang waspada akan hal itu membuat perpisahan diinginkan oleh mereka dan menunjukkan bahwa ada jejak kasih sayang dalam segala hal dan setiap aspeknya. Al Qur’an mengindikasikan Kelima Aspek ini dan ayat-ayatnya menunjukkan pada aspek-aspek khusus lainnya.

Celakalah orang yang tidak memiliki bagian dari Kelima Aspek ini!

 

Glossary (Daftar Istilah)

 

Jembatan Sirat adalah, menurut Islam, jembatan yang setiap manusia harus melewatinya pada Hari Kiamat (Hari Kebangkitan) untuk memasuki Surga. Hal ini tidak disebutkan dalam Al Qu’an tapi dijelaskan dalam Hadith.

Buraq, secara harfiah berarti “kilatan cahaya”. Ia adalah sejenis makhluk yang mirip hewan yang akan ditunggangi sebagai kendaraan untuk melewati jembatan Sirat untuk memasuki Surga

Diinspirasikan dari Risale-I Nur Collection oleh Master Said Nursi

 

Similar Posts:

Tinggalkan Balasan